Minggu, 25 November 2012

Guruku, Cahayaku

Guruku, Cahayaku

Alhamdulillah… sesaat lagi kita akan memasuki hari guru yang akan diperingati oleh bangsa pada tanggal 25 November 2012.Betapa terharunya saya baru melihat acara Indonesia Emas bersama Ary Ginanjar Agustian di televisi. Melihat betapa akrabnya persaudaraan antara SMAN 6 dan SMAN 70 baik antar siswa, antar guru dan juga antar Kepala Sekolah yang harmonis. Setelah mengikuti Training Pembangunan Karakter oleh Ary Ginanjar Agustian terjadi penurunan jumlah siswa yang menyontek,penurunan juga terjadi pada keterlambatan siswa mengikuti Upacara Bendera. Dan terjadi kedamaian antara kedua sekolah itu merupakan sesuatu yang indah. Padahal sebelumnya kita tahu bahwa diantara Kedua Sekolah tersebut sempat terjadi perselisihan yang menimbulkan korban jiwa sehingga suasana sempat memanas ketika sejumlah pihak dipanggil ke kantor polisi untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
Suasana kondusif seperti ini tentu akan terus dikontrol oleh semua pihak, terutama guru sebagai ujung tombak perjuangan pendidikan berkarakter secara berkelanjutan kepada siswa sebagai generasi muda penerus masa depan bangsa. Apa kabar kondisi Guru-guru lembaga pendidikan formal bernama sekolah kita saat ini ? Masihkah kabarnya seperti lagu Oemar Bakri ciptaan Iwan Fals? Alhamdulillah… saat ini Pemerintah RI telah menetapkan anggaran 20 % dari APBN adalah untuk sektor Pendidikan termasuk peningkatan kesejahteraan dan menurut saya saat ini sudah cukup membaik dari sisi ini. Namun dari sisi lain kita juga berharap adanya pelatihan yang rutin untuk guru sehingga kualitas guru dapat ditingkatkan baik secara Intelektual, Emosional dan Spiritual yang sering digemakan oleh Ary Ginanjar Agustian dengan metode The ESQ Way 165.
Selama ini mungkin kita baik sebagai guru maupun sebagai orang tua selalu menekankan nilai-nilai Intelektual kepada anak didiknya, pokoknya Matematika kamu harus 9, IPA kamu 8 ya, Bahasa Inggris kamu 9 ok,tapi kita terkadang ada nilai-nilai emosional dan spiritual seperti Kejujuran, Tanggung Jawab , Peduli dan Cinta sangat penting kita tanamkan sejak dini. Kejujuran misalnya kalau sejak dini kita biarkan siswa kita tidak jujur dalam mengerjakan soal-soal latihan dan ulangan, bisa jadi kita juga akan tidak jujur saat sudah memiliki jabatan di berbagai sektor pemerintahan. Kita tentu tidak ingin bukan adik-adik kita menjadi cerdas secara Intelektual,namun keningnya tidak menyentuh bumi untuk berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa? Inilah pentingnya pemerataaan pendidikan berkarakter berbasis Intelektual, Emosional dan Spiritual yang akan menjadi tantangan kita bersama.

Kita juga harus memperhatikan nasib guru-guru kita yang di pedesaan dan perbatasan. Cukuplah sudah lagu Oemar Bakri dan film Laskar Pelangi menjadi gambaran terakhir kurang baiknya kehidupan guru saat itu. Saya mengajak pembaca untuk sama-sama peduli dan memperhatikan peningkatan kualitas dan kesejahteraan guru dengan sama-sama mengawasi bersama pemerintah, pers,lembaga swadaya masyarakat dan elemen bangsa lainnya anggaran yang sudah dialokasikan untuk sampai tepat sasaran. Bagi perusahaan – perusahaan dan elemen bangsa lainnya saya juga mengajak jadikan pos Coorperate Social Responsibility (CSR) kita alokasikan untuk peningkatan kualitas dan kesejahteraan guru-guru PAUD-SMA kita. Bagaimanapun merekalah pahlawan tanpa tanda jasa untuk bangsa kita.Merekalah Orangtua kita kedua di sekolah. Tempat kita belajar membaca,menulis dan berhitung. Dan yakinlah bahwa setiap pribadi kita adalah guru. Jadikan setiap orang adalah guru dan setiap tempat adalah sekolah sehingga kita terus selalu belajar dengan siapapun dan dimanapun lalunya ikutilah ilmu padi yang semakin berisi semakin merunduk. Artinya semakin banyak ilmu yang didapat semakin bersyukur dan bergembiralah kita kepada nikmat Tuhan Yang Maha Esa.Dirgahayu Guruku, Cahayaku.


Saktisyahputra Wismurti,S.Ikom,CNLP,CH,CHt,CMSP,CPCS,CSTS
(Penulis Artikel Inspirasi dan Motivasi Warta Rawamangun November 2012,Kepala Sekolah Trainer dan Motivator Indonesia yang telah menginspirasi dan memotivasi lebih dari 6.000 siswa dan 300 guru se-Indonesia)

0 komentar:

Posting Komentar