Sholat adalah
Pembangunan Karakter Kita
Selama ini kita selalu
berusaha mencari dimana dan bagaimana caranya pembangunan karakter kita. Kita
senang membaca teori-teori barat yang untuk mencari tahu seperti apa
pembangunan karakter kita. Baik untuk pribadi, istri,suami, perusahaan, anak
dan yang lainnya. Kita berusaha menanamkan nilai-nilai pembangunan karakter di
lingkungan sekitar kita. Inilah ilmu yang akan saya bagikan dari Emotional
Spiritual Quotient (ESQ) yang didirikan oleh Ary Ginanjar Agustian.
Jumlah Raka’at = Jujur
Dalam
shalat ada raka’at yang harus dipenuhi dan dikerjakan secara jujur. Kita bisa saja
sholat dzuhur 3 raka’at,sholat maghrib 2 raka’at kalau kita mau, Apalagi
sahabat kiri dan kanan tidak ada yang melihat apalagi mengecek raka’at sholat.
Namun kita punya nilai kejujuran kepada Allah SWT bahwa kita tidak mau
melebihkan dan mengurangi raka’at sholat yang telah ditetapkan Allah SWT. Jujur
merupakan nilai yang paling dibutuhkan sebagai seorang pemimpin berdasarkan riset
dan penelitian dari berbagai survey yang telah ada.Bahkan pembohong pun tidak
mau dibohongin bukan ?
Waktu Pelaksanaan = Disipilin
Dalam shalat ada waktu
pelaksanaan yang harus kita ikuti, kita tidak mungkin melaksanakan sholat subuh
di waktu dzuhur. Kita juga tidak bisa sholat Maghrib di waktu Isya. Dari sini
kita belajar nilai Disiplin,terutama disiplin waktu yang wajib kita penuhi dalam sholat kita. Disiplin juga poin penting
yang selalu menjadi perhatian kita yang ingin menjadi pribadi yang istimewa,
menyenangkan dan asyik serta pastinya dibutuhkan oleh pemimpin. Setiap diri
adalah pemimpin, minimal adalah memimpin diri sendiri, bagaimana mungkin kita
bisa memimpin orang lain jika kita belum memimpin diri sendiri secara disiplin.
Salam Kiri Kanan = Peduli
Dalam
bagian akhir sholat kita mengenal salam ke kiri dan ke kanan ke sesama manusia
dengan kekhusyukan dan sepenuh hati. Dari situ kita kenal nilai yang bernama
kepedulian. Kepedulian terhadap sesama. Tidak hanya kepada sesama umat islam,
tapi juga kepada antar umat beragama dan juga hewan serta tumbuhan di sekitar
kita. Dengan kepedulian maka akan timbul kelembutan hati buat kita. Kepedulian
dan kelembutan hati juga dicontohkan oleh Rasulullah SAW saat wafatnya Abdullah
bin Ubai seorang pemimpin munafik, namun ada di antara anak-anaknya yang
menjadi pemimpin dan pejuang kaum muslimin. Oleh karena itu,Rasulullah SAW
hendak menyolatinya sebagai tanda simpati kepada anaknya yang muslim. Sebelum
turunnya QS At Taubah : 84.
Alhamdulillah…ternyata
nilai-nilai pembangunan karakter (Character
Building) telah ada sejak 1.400 tahun yang lalu Allah SWT mengeluarkan
perintah shalat kepada Muhammad SAW dan umatnya dalam peristiwa Isra Mi’raj.
Semoga Bermanfaat.
Salam Sukses Luar
Biasa^_^
Saktisyahputra
Wismurti,S.Ikom,CNLP,CH,CHt,CMSP,CPCS,CSTS
(Penulis Artikel
Inspirasi dan Motivasi Warta Rawamangun November 2012)
0 komentar:
Posting Komentar