Rabu, 21 November 2012

Sholat adalah Pembangunan Karakter Kita


Sholat adalah Pembangunan Karakter Kita

            Selama ini kita selalu berusaha mencari dimana dan bagaimana caranya pembangunan karakter kita. Kita senang membaca teori-teori barat yang untuk mencari tahu seperti apa pembangunan karakter kita. Baik untuk pribadi, istri,suami, perusahaan, anak dan yang lainnya. Kita berusaha menanamkan nilai-nilai pembangunan karakter di lingkungan sekitar kita. Inilah ilmu yang akan saya bagikan dari Emotional Spiritual Quotient (ESQ) yang didirikan oleh Ary Ginanjar  Agustian.
Jumlah Raka’at = Jujur
            Dalam shalat ada raka’at yang harus dipenuhi dan dikerjakan secara jujur. Kita bisa saja sholat dzuhur 3 raka’at,sholat maghrib 2 raka’at kalau kita mau, Apalagi sahabat kiri dan kanan tidak ada yang melihat apalagi mengecek raka’at sholat. Namun kita punya nilai kejujuran kepada Allah SWT bahwa kita tidak mau melebihkan dan mengurangi raka’at sholat yang telah ditetapkan Allah SWT. Jujur merupakan nilai yang paling dibutuhkan sebagai seorang pemimpin berdasarkan riset dan penelitian dari berbagai survey yang telah ada.Bahkan pembohong pun tidak mau dibohongin bukan ?
Waktu Pelaksanaan = Disipilin
Dalam shalat ada waktu pelaksanaan yang harus kita ikuti, kita tidak mungkin melaksanakan sholat subuh di waktu dzuhur. Kita juga tidak bisa sholat Maghrib di waktu Isya. Dari sini kita belajar nilai Disiplin,terutama disiplin waktu yang wajib kita penuhi  dalam sholat kita. Disiplin juga poin penting yang selalu menjadi perhatian kita yang ingin menjadi pribadi yang istimewa, menyenangkan dan asyik serta pastinya dibutuhkan oleh pemimpin. Setiap diri adalah pemimpin, minimal adalah memimpin diri sendiri, bagaimana mungkin kita bisa memimpin orang lain jika kita belum memimpin diri sendiri secara disiplin.
Salam Kiri Kanan = Peduli
            Dalam bagian akhir sholat kita mengenal salam ke kiri dan ke kanan ke sesama manusia dengan kekhusyukan dan sepenuh hati. Dari situ kita kenal nilai yang bernama kepedulian. Kepedulian terhadap sesama. Tidak hanya kepada sesama umat islam, tapi juga kepada antar umat beragama dan juga hewan serta tumbuhan di sekitar kita. Dengan kepedulian maka akan timbul kelembutan hati buat kita. Kepedulian dan kelembutan hati juga dicontohkan oleh Rasulullah SAW saat wafatnya Abdullah bin Ubai seorang pemimpin munafik, namun ada di antara anak-anaknya yang menjadi pemimpin dan pejuang kaum muslimin. Oleh karena itu,Rasulullah SAW hendak menyolatinya sebagai tanda simpati kepada anaknya yang muslim. Sebelum turunnya QS At Taubah : 84.
Alhamdulillah…ternyata nilai-nilai pembangunan karakter (Character Building) telah ada sejak 1.400 tahun yang lalu Allah SWT mengeluarkan perintah shalat kepada Muhammad SAW dan umatnya dalam peristiwa Isra Mi’raj. Semoga Bermanfaat.
Salam Sukses Luar Biasa^_^
Saktisyahputra Wismurti,S.Ikom,CNLP,CH,CHt,CMSP,CPCS,CSTS
(Penulis Artikel Inspirasi dan Motivasi Warta Rawamangun November 2012)

0 komentar:

Posting Komentar